Cerita Dewasa, Aku akan menceritakan pengalaman
seksku dimana di sebuah cerita dewasa aku menyelipkan nana dan emailku
di sebuah komentar, tak lama kemudian banyak para cowok khususnya yang
email padaku, aku membalas satu persatu emailnya kadang juga ada yang
minta ngajakin ngentot, minta foto telanjang mint pin bb dan kesemuanya
aku tanggapi.
Gairah Sex Tapi ada yang membuat diriku terpesona
menyita perhatiannya namanya Adi dia berasal dari Denpasar kadang kalau
emailan sama dia sering blak blak kan apa adanya, dia malah sering
ngirim foto saat ngentot dengan ABGnya, ceweknya cantik payudaranya
besar yang hebatnya dia masih umur 18 tahun. Tapi kata Adi binalnya luar
biasa kalo lagi dientot. Fotonya telanjang bulat dalam posisi telentang
dan ngangkang sehingga semua ‘modalnya’ terpampang dengan jelas. Tanpa
sengaja, foto Susan terlihat oleh mas Indra ketika aku diskusi dengan
dia di kantorku.
Mas Indra, customer yang akhir2 ini sering ngentotin aku, iseng buka2
komputerku, dan terlihat lah foto Susan yang sangat menantang itu. Dia
nanya kepadaku, ini foto siapa. Aku jawab itu foto cewek abgnya
chattinganku di Denpasar.
Dia dengan sangat bernapsu nyuruh aku kontak ke Adi apakah Susan bisa
dia book, kalo bisa dia mau ke Denpasar sambil melihat peluar bisnis
yang ada disana. Aku bilang ke dia, aku ikutan ya. Mas Indra gak
keberatan kalo akupun ikut dengan dia, cuma dia mengatakan kalo Susan
mau dientotnya, dia sebenarnya gak perlu aku, jadi aku harus cari
kesibukan sendiri.
Gak masalah buat aku kalo demikian, kan ada Adi yang bisa aku kontak,
rasanya dia gak akan keberatan menemani aku selama ada di Denpasar.
Ternyata jawaban Adi positif, Susan bersedia menemani mas Indra selama
berasa di Denpasar. Mas Indra sangat bersemangat mengurus kepergian ke
Denpasar. Akupun kontak Adi mengenai hal ini. Sampailah aku di Denpasar,
sudah senja. Adi dan Susan menjemput kami di airport. Susan sangat
menarik, dia make kemben dan celana jin yang ketat sehingga toketnya
yang montok menyembul dengan jelas, demikian pula pantatnya yang
membulat sangat memancing gairah mas Indra untuk segera mengentotinya.
Dengan taksi, mas Indra segera memboyong Susan ke hotel yang sudah di
booknya. Aku ditinggalkannya dengan Adi. Adi orangnya cukup ganteng,
tinggi besar dengan badan atletis. Adi mengajak aku dengan mobilnya
untuk mencari makan malam.
Sambil makan malam, Adi menceritakan siapa dirinya. Dia duren – duda
keren tanpa anak – wiraswasta di Bali, seumur dengan mas Indralah. Aku
bilang apakah aku haru manggil dia mas, jawabnya gak udahlah. Panggil
Adi sudah cukup, gak usah formal. Habis makan dia nanya aku mau kemana
lagi, jawabku aku ikut kemana dia membawaku. Malah kutambahi, Ami milik
kamu selama di denpasar. Dia tersenyum mendengarnya.
“Kalo begitu, kita ke villa aja ya”, katanya.
“Vila? Diluar kota?” tanyaku.
“Enggak kok, masih di dalem kota. Vila itu gak besar tapi punya private pool sendiri. Kamu bawa bikini gak”, jawabnya.
“Bawa Di, daleman Ami juga model bikini semua, minim dan tipis sekali”, jawabku.
Aku sudah tau kemana arah perkataannya. Dia cuma tersenyum saja dan
mengarahkan mobilnya ke vila itu. Mobilnya langsung masuk ke garasi
vila, rolling door garasi pun ditutup oleh petugas vila. Adi mengajakku
turun dari mobil, aku membawa tasku dan Adi membawa tas yang berisi
makanan dan minuman, mungkin juga pakaiannya.
Vila itu cuma satu ruang, seperti kamar hotel, isinya ranjang besar,
lemari pakaian, meja makan dari kayu dan lemari es kecil, di ruangan
lain ada pantri kecil dan kamar mandi. Adi meletakkan makanan dan
minuman yang dibawanya di meja pantri.
Tersedia kompor gas dan peralatan masak sederhana di pantri itu. Yang
menarik, keluar dari ruang vila ada tempat terbuka yang terlindung oleh
tembok yang tinggi dan pepohonan yang sangat rindang, sehingga privacy
sangat terjamin. Ada pool kecil, semacam whirlpool untuk berendam, dan
ada gazebo yang berisi sipan tanpa matras. Disamping dipan ada meja
kecil untuk meletakkan makanan, minuman dan peralatan kecil lainnya.
“Tempatnya nyaman ya Di”, kataku. Adi hanya tersenyum, kemudian dia masuk ke kamar mandi.
Keluar dari kamar mandi dia hanya mengenakan celana pendek yang
gombrong, dia menuju ke gazebo sambil membawa matrasnya. Matras
diletakkan di dipan dan dia berbaring sambil membuka coca cola kaleng
dan meminumnya.
“Ayo Ami, pake dong bikininya, mau pake daleman bikini kamu juga gak
apa”, ajaknya. Aku segera melepaskan pakaian luarku, tinggallah aku
berbalut bra tipis model ikatan dan g string yang juga tipis. Aku keluar
ruang menuju gazebo. Adi membelalak melihat pemandangan indah yang
sedang mendekatinya.
“Ami kamu napsuin banget”, katanya. Aku duduk disebelahnya, segera
aku ditariknya hingga terbaring disebelahnya. Dan yang kurasakan
berikutnya adalah bibirnya yang langsung mencium bibirku dan melumat.
Aku tergagap sesaat sebelum aku membalas lumatannya. Aku merasakan
lidahnya menyusup ke dalam mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya.
Lidahnya menari-nari di mulutku. Napsuku naik. Sambil melumat, tangannya
juga merambah tubuhku. Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada
toketku yang masih terbungkus bra tipis. Aku menggelinjang.
Menggeliat-geliat hingga pantatku terangkat naik dari matras karena rasa
nikmat yang luar biasa.
Bibirnya melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh napsu.
Dirangkulnya tubuhku, bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku,
sekaligus juga ludahku. Kemudian tangannya kembali meremasi kedua
toketku, dan dilepaskannya ikatan braku. Ganti bibirnyalah yang
menjilati dan mengemut toket dan putingku. Aku nggak mampu menahan
gelinjang ini, rintihan keluar dari mulutku. Tangannya turun untuk
meraih g stringku. Aku makin tak mampu menahan napsu saat jari-jari
kasar itu merabai bibir vaginaku dari luar g string dan kemudian
mengilik klitorisku ..aku langsung merasa melayang karena kenikmatan
itu.
Jarinya meraih vaginaku melalui samping g stringku. Aku rasakan ujung
jari nya bermain di bibir vaginaku. Cairan vaginaku yang sudah mengalir
sejak tadi menjadi pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya ke
vaginaku.
Dia terus menggumuli tubuhku dan merangsek ke ketiakku. Dia jilati
dan sedoti ketiakku. Dia menikmati rintihan yang keluar dari bibirku.
Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang lain dari yang lain.
Sementara jari-jarinya terus mengilik vaginaku.
Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka dia kutik-kutik,
hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan
vaginaku mengalir dengan derasnya. Yang semula satu jari, kini
disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah.
Dia tahu persis titik-titik kelemahanku.
Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan
jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di vaginaku, dia berhasil
membuatku nyampe. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk
tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Pahaku
menjepit tangannya, sementara pantatku terangkat agar jarinya lebih
melesek ke vaginaku. Aku berteriak histeris. Kakiku mengejang menahan
kedutan vaginaku yang memuntahkan cairan bening. Keringatku yang
mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan
rambutku untuk mengurangi gerahnya tubuhku.
Saat telah reda, kurasakan tangannya mengusap-usap rambutku yang
basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Dia eluskan
tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki
kepalaku.
“Ami, kamu liar banget deh. Istirahat dulu yaa. Aku ambilkan minum
dulu”, dia masuk kembali ke pantri untuk mengambilkan minuman. Aku
dibawakan kaleng coca cola, dibukakan dan diberikannya kepadaku.
Segera kuminum coca cola itu sampe habis. Sementara aku masih terlena
di dipan dan menarik nafas panjang sesudah nyampe tadi, dia terus
menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke perutku. Bahkan lidah dan
bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku. Tangannya tak
henti-hentinya merabai selangkanganku. Aku terdiam. Aku perlu
mengembalikan staminaku.
“Masih capek Ami”, bisiknya.
“Nggak Di. Lagi narik napas saja. Tadi nikmat banget yaa padahal kamu
belum apa-apa. Baru di utik-utik saja Ami sudah kelabakkan”, jawabku.
Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat dia turun dari dipan. Dia
lepasin sendiri celana pendeknya. aku sangat tergetar menyaksikan
tubuhnya. Bahunya bidang. Lengannya kekar, dengan otot-otot yang kokoh.
Perutnya nggak nampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang
kencang, seperti papan penggilasan. Bukit dadanya yang kokoh, dengan dua
puting besar kecoklatan, sangat menantang menunggu gigitan dan jilatan.
Pandanganku terus meluncur ke bawah. Dan yang paling membuatku
terpesona adalah penisnya yang besar, panjang, keras hingga nampak
kepalanya berkilatan sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing
yang gede, penis itu mengundang untuk diremes, dikocok dan diemut.
Sesudah telanjang Dia menarik lepas g stringku sehingga sekarang kita
berdua sudah bertelanjang bulat.
“Ami, jembut kamu lebat banget, pantes kamu tadi jadi liar”, katanya sambil mengelus2 jembutku.
“Bukannya liar Di, itu namanya menikmati”, jawabku.
Aku mendorong tubuhnya hingga terbaring di matras. Penisnya yang
keras kugelitik dengan rambutku. Kemudian kepala penisnya kubasahi
dengan ludahku. Kuratakan ludah dengan jariku. Dia menggeliat kegelian.
Dengan lembut kuusap seluruh permukaan kepala penisnya yang besar, dia
melenguh karena nikmatnya. Kugenggam pangkal penisnya dan kepalanya yang
basah mulai kujilati. Diujung kepalanya ada setitik cairan bening.
Sambil menjilati cairan bening itu, penisnya kukocok turun naik.
Terasa agak asin. Dengan lidah kujilati kepala dan leher penisnya, semua
daerah sensitif kujelajahi dengan lidah. Akhirnya kepalanya kuemut dan
kukeluar masukkan ke dalam mulutku. Perutnya kuelus2, dia meremas2
rambutku. Aku terus saja mengisap penisnya. penis yang Gede, panjang,
kepalanya yang bulat berkilatan. kepalaku dielus-elusnya. Dan dia
menyibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. dengan penuh
semangat aku terus mengulum penisnya.Gairah Sex
“Ami, nikmat banget emutanmu”, erangnya.
“Kamu pinter banget siihh”. aku terus memompa dengan lembut. Berkali2
aku mengeluarkan kepala itu dari mulutku.. Aku menjilati tepi-tepinya
.. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang
mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya kujilati
habis-habisan.
“Ami, nikmatnya aah”, kembali dia mengerang.Rupanya dia tak tahan
dengan rangsanganku, aku ditariknya dari penisnya, dibaringkannya dan
kembali mulutnya mengarah ke vaginaku. Dengan lembut dia menjilati
daerah sekeliling vaginaku, pahaku dikangkangkan supaya dia mudah
mengakses vaginaku.
“Di…”, ganti aku yang melenguh keenakan. Lidahnya makin liar
menjelajahi vaginaku. Bibir vaginaku dikuakkan dengan jarinya dan
kembali klitorisku yang menjadi sasaran lidahnya. Aku makin
menggelinjang gak karuan. Napasku menjadi gak teratur,
“Di .., Ami dientot dong”, erangku. Dari vaginaku kembali membanjir cairan bening.
Dia menjilati cairan itu. Badannya kutarik, dia segera menempatkan
penis besarnya di bibir vaginaku. Pelan2 dimasukkannya sedikit demi
sedikit, nikmat banget rasanya kemasukan penis yang gede banget. Dia
mulai mengenjotkan penisnya keluar masuk, mula2 pelan dan makin lama
makin cepat sehingga dengan satu hentakan keras, penisnya sudah ambles
semuanya di vaginaku,
“Aah, Di”, erangku lagi. Dia terus saja mengenjotkan penisnya dengan
keras dan cepat, sehingga akhirnya vaginaku makin berdenyut mencengkeram
penisnya dengan keras.
“Di, terus yang cepat Di, Ami mau nyampe, aah”, erangku dengan liar. Dia terus saja mengenjotkan penisnya sampe akhirnya,
“Aah Di, Ami nyampe…”, kembali aku berteriak. Dia menghentikan
enjotannya. Kembali aku dibelai2 dan bibirku diciumnya dengan mesra.
“Di nikmat banget dientot ama kamu, baru sebentar dienjot, Ami dah
nyampe,” kataku. Dia mencabut penisnya dan minta aku nungging Segera
ditancapkannya kembali penisnya di vaginaku dari belakang.
Pinggulku dipeganginya sambil mengenjotkan penisnya keluar masuk
dengan cepat, rasanya penis panjangnya masuk lebih dalam lagi ke
vaginaku, nikmat banget rasanya. Dia rupanya ingin merasakan macem2 gaya
ngentot, segera dia telentang dan minta aku yang diatas.
Aku menancapkan penisnya divaginaku dan kuturunkan tubuhku sehingga
penisnya kembali ambles di vaginaku. Aku emnggerakkan pinggulku turun
naik dan juga dengan gerakan memutar. Dia meremas2 toketku dan memlintir
putingku. Aku membungkukkan badanku sehingga dia bisa mengemut
putingku, sesekali digigitnya pelan, aku menjerit2 karena nikmatnya.
“Ami, aku dah mau ngecret, didalem boleh gak”, katanya sambil terus meremes toketku.
“Ngecretin didalem aja Di, biar lebih nikmat”, jawabku sambil terus
menaik turunkan pinggulku mengocok penisnya yang ambles di vaginaku. Aku
kembali membungkuk, kali ini bibirnya kucium dengan ganas. Dia
memegangi pinggangku. Gerakan pinggulku makin cepat, aku juga merasa
akan nyampe lagi. Vaginaku terasa berdenyut2,
“dia aku mau nyampe juga, bareng ya Di”, kataku terengah. Terus
kugerakan pinggulku naik turun dengan cepat sampe akhirnya pejunya
muncrat menyembur2 didalam vaginaku.
Bersamaan dengan ngecretnya dia, akupun nyampe kembali’
“Di, nikmatnya..”, erangku. Aku menelungkup lemas dibadannya, dia
memelukku dan mengecup bibirku, sementara penisnya masih nancap di
vaginaku.
“Di lemes banget, tapi nikmatnya luar biasa”, kataku.
“ini baru ronde pertama lo Ami”, jawabnya.
“Ami mau kok kamu entotin sampe pagi”, kataku.
“Kita kedalem yuk”, katanya. Dia mendorongku bangun sehingga penisnya tercabut dari vaginaku. Kita segera pindah kedalam.
Aku berbaring kelelahan diranjang. DIa berbaring disebelahku, kayaknya dia belum puas karena tangannya kembali meremas toketku.
“Kamu seksi banget ya Ami, toket kamu besar dan kenceng. Jembut kamu
lebat banget, aku suka ngentot ama yang jembutnya lebat. Mana vagina
kamu kenceng banget empotannya, aku mau ngerasain lagi ya Ami”, katanya
dan dia kembali mencium bibirku.
Dia bangun dan segera mengarah ke vaginaku, dia tau titik lemahku ada
divaginaku. Lidahnya kembali menjilati vaginaku. Ujung lidahnya kembali
menelusup masuk ke vaginaku. Rambutnya segera kuremas2 dan kutekankan
kepalanya supaya lidahnya lebih masuk lagi ke vaginaku. nPantatku
menggelinjang naik keatas. Dia terus saja menggarap vaginaku, pahaku
dipeganginya erat2 sehingga aku sulit untuk bergerak2, aku hanya bisa
mendesah2 kenikmatan. Rupanya desahanku merangsang napsunya sehingga
segera dia melepaskan vaginaku dan menaiki tubuhku.
“Di, kamu kuat banget sih. Baru aja ngecret udah pengen masuk lagi”, keluhku. Dia tidak menjawab.
Digenggamnya penisnya, diarahkan ke vaginaku. Aku menggelinjang saat
kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan langsung mendorong bibir
vaginaku. Kepala penisnya menguak gerbang vaginaku. Vaginaku langsung
menyedotnya, agar seluruh batang penis gede itu bisa dilahapnya. Uuhh ..
aku merasakan nikmat desakan penis yang hangat panas memasuki
vaginaku.Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa.
Penis panas itu terus mendesak masuk. Rahimku terasa
disodok-sodoknya. Penis itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Kemudian
dia mulai melakukan pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya.
Ditariknya pelan kembali dan kembali didorongnya. Begitu dia
ulang-ulangi dengan frekuensi yang makin sering dan makin cepat. Dan aku
mengimbangi secara reflek. Saat dia menarik penisnya, pantatku juga
menarik kecil sambil sedikit ngebor.
Dan saat dia menusukkan penisnya, pantatku cepat menjemputnya
disertai goyangan igelnya. Demikian secara beruntun, semakin lama makin
cepat.Toketku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku
bercampur keringatnya mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing,
mataku dan matanya sama-sama melihat keatas dengan menyisakan sedikit
putih matanya. Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu
ikut berderak-derak.
“Ami, nikmat banget deh vagina kamu”, dia melenguh.
“Iya Di, penis kamu enak banget, Panjangg .. Uhh gede banget.” Posisi
nikmat ini berlangsung bermenit-menit. Kulihat tubuh kekar nya tampak
berkilatan karena keringatnya. keringatnya mengalir dari lehernya, terus
ke dada bidangnya, dan akhirnya ke tonjolan otot di perutnya.
Dengan gemas kumainkan putingnya yang bekilatan itu. Kugigiti,
kujilati, kuremas-remas. Tambah buas gerakannya. Sodokan penisnya tambah
kencang di vaginaku dan tangannya meremes2 toketku. Pada akhirnya,
setelah sekian lama dia mengenjot vaginaku dan aku nyampe 2 kali secara
berturut2, penisnya terasa berdenyut keras dan kuat sekali.. Kemudian
menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan
vaginaku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Pejunya kembali
berkali-kali ngcret di dalam vaginaku. Uhh .. Aku jadi lemes banget.
“Di, Ami lemes Di, tapi nikmat banget. Istirahat dulu ya Di”, kataku.
Aku langsung terkapar di ranjang dan tak lama kemudian aku
tertidur.Pagi hari. Aku terbangun karena ada ciuman di bibirku. Diluar
udah terang. Dia sedang mencium bibirku. Aku menyambut ciumannya,
kayanya sarapan pagiku ya dientot lagi. wajah kami sama-sama maju saling
berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama
kelamaan, entah siapa yang memulai, aku dan dia saling menghisap lidah
dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah.
Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan nya mulai
beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut.
Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam. Kembali dia melepas bibirnya
dari bibirku. Satu tangannya masih terus membelai pahaku, akupun
terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan
tubuhnya miring di sisiku. Dia mencium bibirku kembali, yang serta
merta kubalas dengan hisapan pada lidahnya.
Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yang
mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai vaginaku.
“Mmhh.. Di” desahku disela2 ciuman panas kami. Dari mencium bibirku,
lidahnya mulai berpindah ke telinga dan leherku, dan kembali lagi ke
bibir dan lidahku.Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa ini
membuatku terpancing menjadi semakin bernapsu, sampai akhirnya ia mulai
memainkan tangannya meraba2 toketku, putingku yang saat itu sudah tegak
mengacung digesek2nya. Diciuminya toketku, kemudian mulai menjilati
putingku.
“Ooohh.. sshh.. aachh.. Di..” desahku langsung terlontar tak
tertahankan begitu lidahnya yang basah dan kasar menggesek putingku yang
terasa sangat peka.
Dia menjilati dan menghisap toket dan putingku di sela-sela desah dan
rintihku yang sangat menikmati gelombang rangsangannya. Dia melepas
putingku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku, dan mulai menciumi
pahaku. Kembali bibirnya yang basah dan lidahnya yang kasar
menghantarkan rangsangan hebat yang merebak ke seluruh tubuhku pada
setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi ketika lidahnya menggoda
selangkanganku dengan jilatannya yang sesekali melibas bibir
vaginaku.Gairah Sex
Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan
gejolak napsu. Dia mengalihkan jilatannya kejembutku yang telah begitu
basah penuh lendir vaginaku.
“Di .. ohh..” lenguhku. Lidahnya melalap vaginaku dari bawah sampai
ke atas, menyentuh klitorisku. Dia menghentikan jilatannya dan berlutut
di depanku. Vaginaku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut melihat
penisnya yang tegang besar kekar berotot. Dia membuka kakiku hingga
mengangkang lebar lebar, lalu di turunkannya pantatnya dan menuntun
penisnya ke bibir vaginaku. Terasa sekali kepala penisnya menembus
vaginaku.
”Hngk! Besaar..sekalii..Di,” erangku.
Tanpa terburu-buru, dia kembali menjilati dan menghisap putingku yang
masih mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan
giginya pada putingku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati
dan menghisap putingku, nikmat banget rasanya, sementara setengah
penisnya bergerak perlahan dan lembut menembus vaginaku.
Ia menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, membuat
lendir vaginaku semakin banyak meleleh di vaginaku, melicinkan jalan
masuk penis berototnya ini ke dalam vaginaku tahap demi tahap. Lidahnya
yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu puting ke puting yang
lain.
“Ouuch.. sshh.. aachh.. teruuss.. Di. masukin penismu yang dalaam..! oouch..niikmaatnya!” erangku.
Seluruh rongga vaginaku terasa penuuh, kurasakan begitu nikmatnya
dinding vaginaku digesek penisnya yang keras dan besaar..! Akhirnya
seluruh penisnya yang kekar besar itu tertelan kedalam vaginaku. Terasa
bibir vaginaku dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini.
Melepas putingku, dia mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan,
“..oouch. niikmaat..Di..!!” aku pun tak kuasa lagi untuk tidak
merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur
dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya
napasku semakin tersengal2 diselingi desah desah penuh kenikmatan.
“hh.. sshh.. hh.. Di..oohh ..suungguuhh.. niikmmaat.” lidahnya
kembali menari di putingku. Aku benar benar menikmati permainannya
sambil meremas-remas rambutnya. Penisnya yang dahsyat semakin cepat dan
kasar menggenjot vaginaku dan menggesek dinding vaginaku yang
mencengkeram erat.
Hisapan dan jilatannya pada putingku pun semakin cepat dan bernapsu.
Seluruh tubuhku bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan. Desahanku
sudah berganti dengan erangan liar,
“Ahh.. Ouchh.. entootin Ami terus Di, .. genjoott.. habis
vaginaku..!! genjoott.. penismu sampe mentok..!!” Ooohh.. Di.. bukan
maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot denganmu..!!” mendengar celotehanku, dia
berubah menjadi semakin beringas, penisnya makin cepat dienjotkan
keluar masuk vaginaku.
Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan melanda
seluruh tubuhku ”Ngghh.. nghh .. nghh.. Di.. Akku mau nyampe..!!”
pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku sambil memeluk erat
tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku.
Dia mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi
perlahan sambil menekan penisnya dalam2 dengan memutar mutar keras
sekalii.. Klitorisku yang sudah begitu mengeras habis digencetnya.
“..aacchh.. Di.. niikmaat.. tekeen.. teruuss.. klitoriskuu..!!”
Akhirnya aku nyampe, kupeluk tubuhnya erat sekali. wajahnya kuciumi
sambil mengerang2 dikupingnya sementara dia terus menggerakkan sambil
menekan penisnya secara sangat perlahan.
Tubuhku yang terkulai lemas dengan penisnya masih di dalam vaginaku
yang masih berdenyut-denyut. Tanpa tergesa-gesa, dia mengecup bibir,
pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan
kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan erat.
Ia sama sekali tidak menggerakkan penisnya yang masih besar dan keras
di dalam vaginaku. Ia memberiku kesempatan untuk mengatur napasku yang
terengah-engah. Setelah aku kembali “sadar” , aku pun mulai membalas
ciumannya, sehingga dia kembali memainkan lidahnya pada lidahku dan
menghisap bibir dan lidahku semakin liar.
Napsuku kembali terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan
pantatku perlahan-lahan, menggesekkan penisnya pada dinding vaginaku.
Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar. Genjotan penisnya pada
vaginaku mulai cepat, kasar dan liar. Lalu dia memintaku untuk berbalik,
sambil merangkak dan menungging kubuka kakiku lebar, kutatap mukanya
sayu sambil memelas
“Di..masukin penis gedemu dari belakang kelobang vaginaku..” Dia pun
menatap bokongku. Sambil memegang penisnya disodokannya ketempat yang
dituju
”Bleess..” ..Ooohh. Di.. teruss.. yang.. dalaam..!”! terasa besar dan
panjang penisnya menyodok vaginaku, terasa sekali gesekannya di
vaginaku yang menyempit karena tertekuk tubuhku yang sedang menungging
ini.
Dia menggarapku dengan penuh napsu, tubuhku kuayun ayunkan maju
mundur, ketika kebelakang kusentakan keras sekali menyambut sodokannya
sehingga penis yang besar dan panjang itu lenyap tertelan vaginaku.
“Hngk.. ngghh..Adi..Ami mau keluaar lagii.. aargghh..!!” aku melenguh
panjang, aku nyampe lagi. Kudorong pantatku ke belakang keras sekali
menancapkan penisnya yang besar sedalam-dalam2nya di dalam vaginaku.
Terasa vaginaku berdenyut2 mengempot penis besarnya. Setelah
mengejang beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku melemas
dipelukannya yang menindih tubuhku dari belakang.Berat memang tubuhnya,
namun dia menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di
sisiku. Tubuhku yang telanjang bulat bermandikan keringat terbaring
pasrah di ranjang, penuh dengan rasa kepuasan. Dia memeluk tubuhku dan
mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan puas.
“Ami aku belum ngecret..! tolong isepin penisku dong..!” tanpa
sungkan lagi kuemut penisnya, kujilati biji pelernya, bahkan
selangkangannya ketika kulihat dia menggeliat geliat kenikmatan,
“..Ohh Ami.. nikmat sekalii.. teruss .. lumat penisku iseep yang
daleemm.. ohh..” dia mengerang penuh semangat membuatku semakin gairah
saja mengemut penisnya yang besar. untuk makin merangsang dirinya aku
merangkak dihadapannya tanpa melepaskan penisnya dari mulutku,
Kutunggingkan pantatku kuputar putar sambil kuhentak2 kebelakang.
benar saja melihat gerakan erotisku dia makin mendengus2. Emutanku makin
beringas, penis yang besar itu yang menyumpal mulutku, kepalaku naik
turun cepat sekali, dia menggelinjang hebat.
Akhirnya kurasakan vaginaku ingin melahap kembali penisnya yang masih
perkasa ini, dengan cepat aku lepas penisnya dari mulutku langsung aku
merangkak ke atas tubuhnya kuraih penisnya lalu kududuki sembari ku tuju
ke vaginaku.
“..Ooohh..Ami..masuukin penisku semuanya..!!” dia mengerang.
kuputar-putar pinggulku dengan cepatnya sekali kali kuangkat pantatku
lalu kujatuhkan dengan keras sehingga penis yang besar itu melesak
dalaam sekali..
“..aachh.. Ami.. putaar..habiisiin kontoolku..eennakk..
sekaallii..!!” gilirannya merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan
tubuhnya.
Kugenjot bahkan sambil menekan keras sekali pantatku. Penisnya
kugenjot dan kupelintir habis, bahkan kukontraksikan otot2 vaginaku
sehingga penis yang besar itu terhisap dan terkenyot didalam
vaginaku.Gairah Sex
Dia menggelinjang habis kadang mengejangkan tubuhnya sambil meremas
pantatku keras sekali, kutekan lagi pantatku lebih keras, penisnya
melesak seluruhnya bahkan jembutnya sudah menyatu dengan jembutku,
klitorisku tergencet penisnya. Badanku sedikit kumiringkan ke belakang,
biji pelernya kuraih dan kuremas-remas,
“..Ooohh.. aachh.. yeess.Ami”, dia membelalakan matanya. lalu dia
bangkit, dengan posisi duduk ia mengemut toketku… aachh tubuhku semakin
panaas.. kubusungkan kedua toketku.
“..Emut putingku.. dua. duanya.. ..yeess..!! …sshh.. …oohh..!!
erangku. “..Ooohh.. Ami.. nikmatnya bukan main posisi ini..! penisku
melesak dalam sekali menembus vaginamu..!” dia mendengus2. kurasakan
penisnya mengembung pertanda pejunya setiap saat akan meletup,
“..Ohh.. sshh..aahh.. Di ..keluaar.. bareeng..”, erangku lagi.
“..iya..Ami..aku…udah mau ngecret”. tubuhku mengejang ketika kurasakan
semburan dahsyat di dalam vaginaku,
“..aachh. jepiit kontoolku.. yeess.. sshh..oohh..nikmaatnya..
vaginamu Ami..!!” dia mengecretkan pejunya di dalam vaginaku, terasa
kental dan banyak sekali. Akupun menggelinjang hebat,
“..Nggkkh..sshh.. uugghh.. Di.. teekeen kontoolmu.. sampe mentookkhh.. aarrgghh..!!
Kutekan kujepit kekepit seluruh tubuhnya mulai penisnya, pantatnya,
pinggangnya bahkan dadanya yang kekar kupeluk erat sekali. Seluruh
pejunya kuperas dari penisnya yang sedang terjepit didalam vaginaku.
Nikmatnya sungguh luar biasa. Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih
kembali, tubuhku terasa lemas sekali.
“Di, sarapan ini lebih nikmat dari semalem, Ami mau lagi dong”, kataku.
“Iya Ami, kamu mau gak jalan2 sama aku keliling Bali. Kamu bilang aja
ke mas Indra kamu mau pulang sendiri. Tiketmu diubah saja tanggal
pulangnya, kamu pulang sendiri aja ke Jakarta. Kita kan bisa jalan2
sambil ngentot sepuasnya. Mau ya Ami”, dia membujukku.
Aku tergiur juga dengan ajakannya. Aku memberitahukan hal itu ke mas
Indra dan dia sama sekali tidak keberatan. Aku tinggal selama beberapa
hari di Bali, menikmati pemandangan yang indah dan tentu saja menikmati
penis Adi yang nikmat banget.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar